Longsor yang terjadi di Palangka, Kelurahan Manggau, Kecamatan Makale, Kabupaten Tana Toraja, telah meninggalkan luka yang mendalam bagi masyarakat. Selain kerugian material yang signifikan, dampak psikologis dari kejadian tersebut juga sangat berat bagi para korban. Dalam upaya membantu mereka pulih dari trauma dan kehilangan yang dialami, UKI Toraja melalui bidang Pusat Pengembangan Spiritualitas dan Tim Konseling, berkerja sama dengan Komisi Pastoral Konseling Gereja Toraja menyelenggarakan kegiatan pendampingan dan terapi klinis traumatik pasca bencana longsor.
“Melalui pendampingan dan terapi klinis yang diselenggarakan oleh tim konseling, diharapkan para korban dapat menemukan cara untuk mengatasi dampak psikologis dari bencana tersebut dan memulai proses pemulihan yang berkelanjutan.“ ungkap Mersilina Luther Patintingan, S.S., M.Pd., kepala Pusat Pengembangan Spiritualitas UKI Toraja.
Tim konseling memberikan pendampingan kepada para korban, keluarga korban, dan pengungsi yang terdampak oleh bencana. Peninjauan dan observasi awal telah dilakukan oleh tim konseling pada Rabu, 17 April 2024. Program pendampingan ini akan dilaksanakan secara berkala (3 minggu sekali) selama 3 bulan ke depan, mengingat pemulihan karena dampak traumatik ini juga membutuhkan proses. Pendampingan ini berupa terapi klinis, pendampingan self esteem dan kesehatan mental, yang diharapkan dapat membantu para korban pulih dari trauma dan perasaan kehilangan yang berdampak buruk pada kesehatan mental mereka. Tidak hanya di Lingkungan Palangka, tetapi juga akan diperluas ke lokasi longsor lainnya seperti Pangra’tak dan Salu Sopai.
Bakti sosial UKI Toraja di Palangka merupakan bukti nyata dari dari kepedulian dan komitmen UKI Toraja dalam mewujudnyatakan Visi yakni: “Menjadi Berkat Bagi Semua”, memberi ruang bagi dosen dan mahasiswa untuk mengembangkan kepedulian sosial, belas kasih dan kerinduan untuk terus berdampak bagi masyarakat secara umum di Toraja dan secara luas di Indonesia.